Panduan Menulis UX Writing yang Baik
Hingga kini, semakin banyak bisnis yang sadar bahwa kata-kata yang ada di dalam produk digital mampu membawa kesuksesan. UX writing mematenkan diri sebagai aspek penting dalam alur UX design process. Perannya yang besar akan mencegah terjadinya misinformasi dan menciptakan user journey bagi user di luar sana. Lebih jauh lagi, keberhasilan ini bisa mencapai tahap konversi yang diimpikan oleh hampir semua bisnis dari mana saja. Oleh karena itu, kamu harus mampu menerapkan tips penulisan UX writing yang sukses secara efektif dan membantu user untuk mencapai tujuannya.
Tips Menulis UX Writing yang Efektif
Be clear
Ada beberapa feedback yang sering kamu dapatkan ketika menulis UX writing. Beberapa diantaranya dalam bentuk audiens yang tidak paham dan tidak jelas dengan setiap kalimat di layar. Situasi yang tidak berhasil bisa terjadi akibat user tidak mampu memahami komunikasi yang ingin disampaikan. Selama menerima feedback tersebut, kamu masih punya peluang besar untuk memperbaikinya. Untuk menghasilkan tulisan yang jelas, pastikan kamu meminta evaluasi dari mereka yang juga awam. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan demi menghasilkan copy yang jelas, yaitu:
- Gunakan kalimat yang lebih padat
- Hindari jargon teknis
- Pilih padanan dan sinonim kata yang lebih sederhana, namun tetap searah dengan tujuan awal
Be concise
Terdapat dua alasan utama untuk mengambil rute terpendek dari halaman A ke B dalam UX writing. Salah satunya adalah intensitas yang cukup tinggi untuk mengerjakan interface di ruang terbatas. Alasan lainnya berupa copy yang lebih pendek butuh lebih sedikit waktu untuk dibaca dan dicerna. Namun, kamu harus tetap berhati-hati untuk tidak mengorbankan kejelasan copy hanya demi tulisan yang sangat singkat.
Be useful
Inti dari UX writing adalah meningkatkan user experience dengan meningkatkan performa penggunaannya. Dalam aspek produk digital, ini artinya kamu perlu membantu user agar selangkah lebih maju mencapai tujuannya. Salah satunya dengan meninjau ulang CTA serta elemen transaksional lainnya untuk mengantisipasi kebutuhan serta kekhawatiran user. Ini daftar pertanyaan yang kemungkinan besar ingin diungkapkan oleh user dan bisa menjadi acuan terhadap penulisan UX yang sedang kamu lakukan, antara lain:
- Mengapa kamu meminta nomor telepon saya?
- Mengapa kamu mengirimkan spam melalui e-mail marketing?
- Apa yang harus saya lakukan supaya tidak dikenakan biaya?
- Apakah prosesnya aman?
Ketika ingin menyelesaikan suatu error state, terdapat tiga hal yang harus kamu perhatikan dan kerjakan, antara lain:
- Avoid: Temukan cara untuk membantu user tanpa menunjukkan adanya kesalahan kepada mereka. Lakukan sesuatu yang mungkin mampu mengubah alur kerja atau sistem bagi beberapa maupun seluruh user
- Explain: Bila kamu tidak dapat menghindari kesalahan, maka pastikan untuk menjelaskan hal-hal yang terjadi. Misalnya, beritahukan situasi teknis yang terjadi bila muncul kesalahan server
- Resolve: Selesaikan permasalahan yang menjadi penyebab suatu kesalahan atau error. Misalnya, ketika user ingin mencoba mengunggah dokumen berukuran besar. Bantu mereka untuk menghasilkan dokumen yang berukuran lebih kecil atau opsi mengirimkan dokumen lewat e-mail secara terpisah. Tanyakan pada diri sendiri mengenai upayamu dalam membantu banyak orang terbantu dan bergerak maju di segala situasi
Gunakan terminologi yang konsisten
Konsistensi merupakan kunci untuk mendesain suatu website atau aplikasi. Jika kamu menggunakan kata “beli” dan “pesan” secara bergantian, user bisa jadi bingung dengan langkah yang akan mereka ambil. Pengulangan adalah salah satu cara yang tepat untuk menguntungkan suatu bisnis. Hal ini dikhususkan bagi halaman yang menyatukan link, spesifikasi produk, harga, pengiriman, dan lain-lain. Semakin sedikit terminologi yang digunakan, maka semakin sedikit kebingungan yang dihadapi oleh user. Selain itu, user juga berpeluang menyelesaikan pembayaran secara lebih cepat.
Manfaatkan voice and tone dengan tepat
Voice maupun tone ternyata sangat penting dalam membangun user experience menjadi lebih baik. Memanfaatkannya dengan tepat mampu membuat banyak orang ingin menghabiskan lebih banyak waktu di dalam suatu website atau aplikasi. Kepribadian dari masing-masing user mampu mengarahkan manifestasi menuju kata-kata yang digunakan oleh produk digital. Bangun kepercayaan user dengan menyusun kata-kata yang konstan di dalam UX writing. Gunakan bahasa yang positif bila ada pemahaman bahwa para user punya voice serta tone bersemangat. Ciptakan pengalaman yang didukung oleh rasa empati dan pahami hal-hal yang ingin dilalui user pada berbagai tahapan pengalaman ketika menjelajahi website dan aplikasi. Sesuaikan juga dengan situasi yang sedang terjadi, mulai dari menyenangkan sampai kondisi yang cukup serius.
Tidak hanya berkutat pada konsistensi, ada juga aspek pemilihan kata-kata yang menyeimbangkan kebahasaan dalam UX writing. Pengalaman untuk menjelajahi situs web maupun e-commerce tentu memengaruhi kosakata yang berkembang dengan baik. User perlu dipandu dan dibantu menggunakan proses dengan kata-kata yang mereka kenali. Lebih jauh lagi, pemakaian UX writing harus mudah disamakan dengan tindakan yang ingin diambil. Bahasa yang jauh lebih familiar mampu membuat user merasa diterima.
Itulah berbagai cara untuk menulis UX writing secara efektif demi kesuksesan produk digital berupa website maupun aplikasi. Pastikan bahwa kamu mampu merangkai kata-kata yang ampuh untuk membantu banyak user meraih experience lebih baik dalam mencapai tujuannya.
Posting Komentar untuk "Panduan Menulis UX Writing yang Baik"